informasi dan tehnologi bidan

Selasa, 10 Januari 2012

KEMATIAN IBU DAN BAYI

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN V

KEMATIAN IBU DAN BAYI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan V

Dosen pengampu :

Rury Narulita Sari, SST


DDDDDDDRRR

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. AISSYA NOOR L. (09074106001)

2. FITRIA ELLA R. (09074106017)

3. HIDAYATUL M. (09074106020)

4. RENNY WINDA R. (09074106034)

5. YUNIAR NISA EL F. (09074106046)

6. ZESTRINA MARIA (09074106047)

AKADEMI KEBIDANAN MUHAMMADYAH MADIUN

MADIUN

2011


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah berjudul “Kematian Ibu dan Bayi” ini dalam batas waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini, diantaranya:

1. Ibu Rumpiati, SST selaku direktur yang telah memberikan dukungan waktu dalam pembuatan makalah ini.

2. Ibu Rury Narulita Sari, SST selaku dosen pembimbing mata kuliah ASKEB V

3. Kedua orang tua kami yang senantiasa memberi motivasi untuk menyelesaikan makalah ini.

4. Semua yang ikut terkait dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharap kritik, dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya, kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi perkembangan dunia kesehatan.

Madiun, 21 Maret 2011

Penyusun


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i

KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Tujuan ..................................................................................................... 2

C. Manfaat.................................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................. 4

A. Pengertian................................................................................................ 4

B. Penyebab Tingginya AKI dan AKB....................................................... 4

C. Permasalahan Indonesia dalam Upaya Penurunan AKI Dan AKB........ 6

D. Perkembangan Upaya Global Penurunan Kematian Ibu dan BBL......... 7

E. Intervensi Pokok Menurunkan Kematian Ibu dan BBL.......................... 7

F. Langkah-langkah Menurunkan Kematian Ibu dan Bayi.......................... 8

BAB III PENUTUP............................................................................................ 10

A. Kesimpulan.............................................................................................. 10

B. Saran........................................................................................................ 11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................... 12


BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Beberapa fakta memperlihatkan komponen demografi yang juga merupakan pencerminan dari struktur penduduk memberikan pengaruh yang signifikan terhadap pembangunan dan sangat terkait dengan penyebab kemiskinan. Komponen tersebut antara lain adalah : fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan mobilitas penduduk. Mortalitas sebagai komponen dalam demografi merupakan komponen yang penting untuk diteliti karena memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup suatu kelompok masyarakat, apakah akan berkembang, statis ataupun gagal untuk bertahan. Kesejahteraan ibu dan anak yang dipengaruhi oleh komponen mortalitas terkait erat dengan proses kehamilan, kelahiran dan paska kelahiran. Ketiga periode tersebut akan menentukan kualitas sumber daya manusia yang akan datang.

Tinggi rendahnya angka mortalitas juga mempengaruhi jumlah penduduk serta menjadi tolak ukur tingkat kesehatan masyarakat dan standar kehidupan suatu kelompok masyarakat (Arthur Haupt and Thomas T. Kane, Population Handbook, 2001). Mortalitas adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Budi Utomo, 1985).

Masalah kesehatan dan mortalitas sangat erat hubungannya dengan Angka Kematian Ibu (AKI) atau lebih dikenal dengan istilah maternal mortality (kematian maternal). Kematian maternal adalah kematian perempuan hamil atau kematian dalam 42 hari setelah berakhirnya kehamilan tanpa mempertimbangkan umur dan jenis kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau diperberat oleh kehamilan dan menajemen kehamilan, tetapi bukan karena kecelakaan.

Proporsi kematian bayi baru lahir di dunia sangat tinggi dengan estimasi sebesar 4 juta kematian bayi baru lahir pertahun dan 1,4 juta kematian pada bayi baru lahir pada bulan pertama di Asia tenggara. Hanya sedikit negara di Asia Tenggara yang mempunyai sistem registrasi kelahiran yang baik sehingga tidak diperoleh data yang akurat tentang jumlah kematian bayi baru lahir atau pun kematian pada bulan pertama. Dalam kenyataannya, penurunan angka kematian bayi baru lahir di setiap negara di Asia Tenggara masih sangat lambat (WHO, 2005).

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan issue-issue kebidanan komunitas berhubungan dengan kematian ibu dan bayi.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian kematian secara umum

b. Mahasiswa mampu menjelaskan penyebab tingginya AKI dan AKB

c. Mahasiswa mampu menjelaskan permasalahan Indonesia dalam upaya penurunan AKI dan AKB

d. Mahasiswa mampu menjelaskan perkembangan upaya global penurunan kematian ibu dan bayi baru lahir

e. Mahasiswa mampu menjelaskan intervensi pokok menurunkan kematian ibu dan bayi baru lahir

C. MANFAAT

1. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat berpartisipasi dalam penurunan AKI dan AKB sesuai kemampuan dan teori yang didapat.

2. Bagi Akademi

Dijadikan tolok ukur dan penilaian sejauh mana mahasiswa dapat menerapkan teori yang didapatkan.

3. Bagi Masyarakat

Masyarakat mengetahui tentang kematian ibu dan bayi sehingga dapat berperan serta dalam upaya menurunkan AKI dan AKB tersebut.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN

Kematian adalah akhir dari kehidupan, ketiadaan nyawa dalam organisme biologis. Semua makhluk hidup pada akhirnya akan mati secara permanen, baik karena penyebab alami seperti penyakit atau karena penyebab tidak alami seperti kecelakaan (Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas).

Kematian maternal adalah kematian wanita sewaktu hamil, melahirkan, atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan, tidak bergantung dari lama lokasi kehamilan, disebabkan apapun yang berhubungan dengan kehamilan atau penangananya, tetapi tidak secara kebetulan atau oleh penyebab tambahan lainya (Prawirohardjo S, 2002; 22).

Kematian ibu dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu:

1. Direct obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang langsung disebabkan oleh komplikasi obstetri pada masa hamil, bersalin dan nifas, atau kematian yang disebabkan oleh suatu tindakan, atau berbagai hal yang terjadi akibat tindakan-tindakan tersebut yang dilakukan selama hamil, bersalin atau nifas. Di negara berkembang, sekitar 95% kematian ibu termasuk dalam kelompok ini.

2. Indirect obstetric deaths, yaitu kematian ibu yang disebabkan oleh suatu penyakit, yang bukan komplikasi obstetri, yang berkembang atau bertambah berat akibat kehamilan atau persalinan.

B. PENYEBAB TINGGINYA AKI DAN AKB

1. Angka kematian ibu

Ukuran tingkat kematian ibu (the maternal mortality rate) selain dimanfaatkan sebagai indikator kesehatan juga digunakan sebagai indikator kesejahteraan rakyat atau kualitas pembangunan manusia (IPM/HDI), hal ini didasarkan pada kenyataan bahwa perubahan ukuran-ukuran tersebut sangat erat kaitannya dengan perubahan kondisi sosial ekonomi masyarakat. Tidak meratanya tingkat angka kematian ibu di Indonesia di tiap daerah, disebabkan oleh perbedaan kualitas pelayanan kesehatan di tiap daerah di Indonesia serta perbedaan latar belakang kondisi ekonomi, sosial dan budaya dari tiap kelompok masyarakat di tiap daerah. Kasus seperti kekerasan dalam keluarga, perdagangan, tekanan budaya dan adat istiadat, tingkat pendidikan yang rendah, dan dominasi pria dalam rumah tangga yang menimpa sebagian besar perempuan merupakan penyebab yang juga turut mengakibatkan tingginya angka kematian ibu.

Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil menjadi faktor penentu angka kematian, meskipun masih banyak faktor yang harus diperhatikan untuk menangani masalah ini. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul, yakni pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang-kejang, aborsi, dan infeksi.

2. Angka kematian bayi

Angka kematian ibu dan bayi yang masih tinggi disebabkan oleh persalinan prematur. Di negara berkembang, termasuk di Indonesia, angka kejadian persalinan prematur dan angka kematian bayi prematur masih cukup tinggi. Selain menyebabkan kematian, apabila bayi terus hidup tetap akan didera dengan berbagai morbiditas, seperti kelainan dan infeksi (Prof. Jusuf. ac. id, 01/10).

Aspek lain yang perlu diperhatikan adalah angka kematian perinatal, yaitu kematian bayi mulai usia kehamilan 28 minggu sampai satu bulan pasca melahirkan yang tetap masih tinggi. Tingginya angka kematian perinatal ini di dominasi oleh bayi-bayi prematur sebanyak 70%, dan kejadian persalinan prematur di dunia masih cukup tinggi berkisar antara 10-20%.

C. PERMASALAHAN INDONESIA DALAM UPAYA PENURUNAN AKI DAN AKB

Berbagai permasalahan masih dialami oleh Indonesia sehingga upaya penurunan AKI dan AKB sulit dilakukan. Permasalahan yang ada tersebut antara lain adalah :

1. Perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi menuntut adanya perubahan peran dan tanggung jawab di tingkat propinsi dan kabupaten/kota. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota bertanggung jawab penuh untuk merencanakan dan melaksanakan pelayanan kesehatan di daerahnya.

2. Kesenjangan dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Selain jumlah fasilitas yang tersedia masih terbatas, kualitas juga dinilai masih rendah.

3. Kesenjangan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir yang tidak merata sangat erat hubungannya dengan kemiskinan, pendidikan wanita, faktor geografis dan pembangunan sosial.

4. Kesenjangan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Pelayanan di fasilitas kesehatan diberikan dengan cara pembayaran tunai, kecuali pelayanan bagi keluarga miskin di fasilitas kesehatan pemerintah. Pelayanan komplikasi yang tepat waktu dan adekuat sangat kritis untuk kelangsungan hidup ibu dan bayi baru lahir namun memerlukan biaya mahal. Keterbatasan dana merupakan masalah utama program kesehatan kabupaten.

5. Kesenjangan dalam komitmen politik dan kebijakan terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahir. Walaupun menurut hukum wanita berhak memperoleh pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, namun di berbagai daerah pelayanan yang aman tidak tersedia secara adekuat. Hal ini disebabkan antara lain : kurangnya nakes terlatih yang memiliki motivasi kesehatan, persyaratan peraturan yang kompleks, atau kurangnya sumber dana.

6. Kesenjangan dalam kerjasama dan koordinasi antara pemerintah dan mitra kerja seperti kerjasama antar departemen, dengan sektor swasta, LSM dan organisasi profesi serta lembaga donor. Kurangnya koordinasi di lapangan menciptakan tumpang tindih yang tidak dapat dihindari, pengawasan yang tidak efektif, kegiatan yang terkotak-kotak, penggunaan sumber daya yang tidak efektif dan kesulitan dalam memanfaatkan hasil kajian untuk perbaikan program dan perluasan intervensi.

D. PERKEMBANGAN UPAYA GLOBAL PENURUNAN KEMATIAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

Upaya Safe Motherhood dirintis untuk mengatasi perbedaan yang sangat besar antara AKI di negara maju dengan angka tersebut dinegara berkembang. Upaya Safe Motherhood merupakan upaya untuk menyelamatkan perempuan agar kehamilan dan persalinannya dapat dilalui dengan sehat dan aman, serta menghasilkan bayi yang sehat.

Tujuan upaya Safe Motherhood adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas, disamping menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama ditujukan kepada negara yang sedang berkembang, karena 99% kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara tersebut (Wiknjosastro, H, 2006: 3).

E. INTERVENSI POKOK MENURUNKAN KEMATIAN IBU DAN BAYI BARU LAHIR

Sejak dilaksanaknnya konferensi internasional Safe Motherhood di Nairobi tahun 1987, hampir setiap negara berkembang berusaha sekuat tenaga untuk menurunkan angka kematian ibu. Di negara yang mempunyai AKI tinggi, biasanya ditemukan banyak masalah, seperti kemiskinan, tingkat pendidikan dan status pendidikan yang rendah, sanitassi dan status gizi yang buruk, transportasi dan pelayanan kesehatan terbatas. Bila semua masalah tersebut dapat diatasi, maka AKI dapat dipastikan akan turun. Semuanya itu biasanya tidak dapat diatasi dalam waktu singkat. Namun demikian penurunan AKI masih mungkin dilakukan sebelum masala-masalah tersebut teratasi. Maine dkk mengidentifikasi “rantai penyebab” kematian ibu dan menghubungkannya dengan strategi intervensi yang dikelompokkan dalam tiga kategori sbb (Wiknjosastro, H, 2006: 5):

1. Mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan untuk menjadi hamil. Selama seorang perempuan tidak berada dalam kehamilan, ia tidak mempunyai risiko kematian ibu. Dengan demikian, menurunkan angka kesuburan perempuan merupakan cara yang efektif untuk mencegah kemungkinan menjadi hamil sehingga menghilangkan risiko kematian akibat kehamilan/persalinan.

2. Mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan. Analisi menunjukkan bahwa kebanyakan kejadian komplikasi obstetri tidak dapat dicegah atau diperkirakan sebelumnya, kecuali misalnya induksi abortus yang tidak aman. Disamping itu, telah lama diketahui bahwa kelompok perempuan tertentu mempunyai risiko yang lebih besar terhadap kematian dari pada kelompok perempuan lainnya. Misalnya, kejadian kematian terendah pada kelompok perempuan yang melahirkan pada usia 20-an.

3. Mencegah/memperkecil kematian perempuan yang mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan. Walaupun kebanyakan komplikasi obstetri tidak dapat dicegah dan diperkirakan sebelumnya, tidak berarti bahwa komplikasi tersebut tidak dapat ditangani. Mengingat bahwa setiap ibu hamil berisiko untuk mengalami komplikasi obstetri, maka mereka perlu mempunyai akses terhadap pelayanan kegawat-daruratan obstetri. Dengan penanganan yang ade kuat, hampir semua kematian ibu dapat dicegah.

F. LANGKAH-LANGKAH MENURUNKAN KEMATIAN IBU DAN BAYI

Untuk menurunkan angka kematian ibu yang masih tinggi diperlukan peran serta semua pihak, langkah-langkah yang dapat diambil diantaranya adalah:

1. Memberikan advokasi kepada para pemegang kebijakan, agar dapat membantu mengeluarkan kebijakan-kebijakan dan program-program guna penurunan angka kematian ibu.

2. Memberikan KIE kepada setiap elemen masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu.

3. Menambah dan melatih tenaga-tenaga kesehatan agar bisa membantu pengentasan masalah kesehatan khususnya membantu dalam proses persalinan ibu.

4. Memberikan pelatihan kepada dukun tradisional dan mengikutsertakan dukun tradisional pada sistem rujukan dalam proses persalinan ibu melahirkan sehingga proses persalinan ibu dapat ditangani oleh tenaga-tenaga professional.

5. Perlu ditingkatkannya akses pada sarana dan pelayanan kesehatan sehingga dapat menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil.

6. Mengubah paradigma masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu dan peran serta para ibu dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.


BAB III

PENUTUP

Berdasarkan pembahasan yang telah penulis uraikan pada bab sebelumnya mengenai kematian ibu dan bayi, maka penulis mencoba menyusun kesimpulan dan saran.

A. KESIMPULAN

1. Selain faktor kesehatan, faktor lain yang ikut mempengaruhi angka kematian ibu adalah terbatasnya fasilitas dan sarana pelayanan kesehatan, letak geografis yang sulit dijangkau, dan rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, serta kurangnya kesadaran dan dukungan dari pemerintah daerah setempat dan elemen masyarakat akan pentingnya kesehatan ibu.

2. Permasalahan Indonesia dalam penurunan AKI dan AKB antara lain adalah perubahan sistem pemerintahan dari sentralisasi menjadi desentralisasi, kesenjangan dalam penyediaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kesenjangan dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kesenjangan dalam pembiayaan pelayanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kesenjangan dalam komitmen politik dan kebijakan terhadap kesehatan ibu dan bayi baru lahir, kesenjangan dalam kerjasama dan koordinasi antara pemerintah dan mitra kerja.

3. Upaya Safe Motherhood dirintis untuk mengatasi perbedaan yang sangat besar antara AKI di negara maju dengan angka tersebut dinegara berkembang.

4. Strategi intervensi yang dikelompokkan dalam tiga kategori sbb: mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan untuk menjadi hamil, mencegah/memperkecil kemungkinan perempuan hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan, mencegah/memperkecil kematian perempuan yang mengalami komplikasi dalam kehamilan/persalinan.

5. Untuk menurunkan angka kematian ibu yang masih tinggi diperlukan peran serta semua pihak, langkah-langkah yang dapat diambil diantaranya adalah: memberikan advokasi kepada para pemegang kebijakan, memberikan KIE kepada setiap elemen masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu dan penurunan angka kematian ibu, menambah dan melatih tenaga-tenaga kesehatan agar bisa membantu pengentasan masalah kesehatan khususnya membantu dalam proses persalinan ibu, memberikan pelatihan kepada dukun tradisional dan mengikutsertakan dukun tradisional pada sistem rujukan dalam proses persalinan ibu melahirkan, perlu ditingkatkannya akses pada sarana dan pelayanan kesehatan sehingga dapat menjangkau masyarakat yang tinggal di daerah terpencil, mengubah paradigma masyarakat mengenai pentingnya kesehatan ibu dan peran serta para ibu dalam proses menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas untuk pembangunan.

B. SARAN

Setelah ditarik kesimpulan sebagaimana tersebut di atas selanjutnya penulis mengajukan beberapa saran, yaitu sebagai berikut :

1. Untuk Mahasiswa

Diharapkan mahasiswa dapat berpartisipasi dalam upaya menekan AKI dan AKB sesuai kemampuan dan teori yang sudah didapatkan.

2. Untuk Akademi

Diharapkan Akademi dapat memberikan penilaian terhadap mahasiswa apakah sudah memahami penjelasan dari tugas yang diberikan.

3. Untuk Masyarakat

Diharapkan masyarakat dapat mengetahui AKI dan AKB dan upaya-upaya yang sudah dan yang akan dilaksanakan untuk menekan AKI dan AKB.


DAFTAR PUSTAKA

Hanifa, W. Dkk. 2006. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal & Neonatal. Cetakan 4. Jakarta : YBP-SP.

Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Cetakan I. Jakarta : PT. Bina Pustaka.

Saifuddin, Abdul B. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

http://bidanshop.blogspot.com/2009/12/defenisi-kematian-ibu-dan-bayi-baru.html